Pengertian Metaverse dan Manfaat untuk Pendidikan
Metaverse bisa dianggap sebagai bentuk internet masa depan dengan berbagai ruang virtual 3D bersama. Meski sebagian besar perhatian metaverse masih untuk game, namun kini muncul gagasan Metaverse University untuk pengembangan pendidikan.
Tidak mau ketinggalan, UHAMKA mulai mengadopsi teknologi baru ini demi menjadi kampus Islamic Metaverse. Bagi yang belum tahu, berikut gambaran mengenai teknologi virtual metaverse berikut penerapannya di dunia pendidikan dan pembelajaran.
Pendiri Facebook menggambarkan metaverse sebagai lingkungan virtual yang bisa dimasuki. Metaverse adalah bentuk internet masa depan dengan berbagai ruang virtual 3D yang dapat dimasuki bersama orang lain.
Metaverse adalah dunia komunitas virtual yang saling terhubung. Di sini, seseorang bisa menjelajahi internet bersama dengan orang lain yang tidak berada di ruang fisik yang sama. Lalu, bagaimana penerapan teknologi metaverse dalam pendidikan?
Membicarakan penerapannya dalam pendidikan, maka Anda harus memahami penggunaan empat aspek penting metaverse. Tiap aspek memiliki kemampuan teknologi modern yang menunjukkan bahwa metavase dapat mengubah cara pembelajaran.
Augmented Reality (AR) membantu menciptakan konten digital atas objek dunia nyata sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Pengguna dapat melihat objek maya 2D atau 3D yang bersifat real-time pada dunia nyata.
Di dunia pendidikan, teknologi AR dapat membantu pemeriksaan visual atas bagian yang tidak terlihat dari suatu objek. AR mendukung tinjauan literatur secara mendalam, sehingga akan mengurangi kesulitan dalam memahami teks.
AR dapat memberikan pengalaman interaktif dalam kegiatan menulis dan membaca. Pada lembar kerja AR, penggunaan aplikasi smartphone berbasis AR akan menghasilkan efek visual menarik jika dibandingkan dengan lembar kerja biasa.
Lifelogging adalah teknologi untuk menangkap, menyimpan, dan berbagi informasi dan pengalaman sehari-hari dengan orang dan objek. Teknologi lifelogging mendorong penggunaan metaverse yang fokus pada pengalaman belajar secara mandiri.
Mirror World sebenarnya adalah jenis simulasi khusus dimana dunia nyata digambarkan ke dalam dunia virtual. Mirror World dapat menyediakan ruang belajar virtual yang menarik dan membantu mengatasi keterbatasan ruang dan fisik pada pembelajaran.
Virtual Reality merupakan gambaran 3D yang dibuat oleh komputer dan dapat melakukan interaksi dengan penggunanya. Pengguna akan merasa seperti berhadapan dan berinteraksi dengan obyek nyata kendati sebenarnya ini hanyalah virtual.
Anda bisa mengaktifkan simulasi VR berupa demonstrasi praktis yang mengajak pelajar untuk berpikir inovatif, imajinatif, dan kreatif. Pelajar memiliki kemampuan untuk belajar mandiri karena telah memperoleh gambaran nyata atas materi yang sedang dipelajari.
Di masa depan, metaverse akan sepenuhnya mendukung AR, VR, dan AI (Intelligence Artificial). Metaverse akan menghasilkan konektivitas untuk menghubungkan semua dunia.
Dalam penerapannya, siapa pun akan berkesempatan untuk menciptakan ruang dan menjadi bagian dari komunitas global. Pengguna dapat mengoperasikannya untuk berbagi barang, permainan, hingga materi edukasi.
Penggunaan metaverse akan memberikan perubahan yang baik di bidang pendidikan dengan mengubah cara pembelajaran dan hasilnya. Kemungkinan yang terjadi, misalnya:
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia mulai mengembangkan kurikulumnya demi mengusung teknologi metaverse. Salah satu universitas yang mendukung penggunaan teknologi metaverse adalah UHAMKA.
Dalam upayanya meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, UHAMKA kini bergegas untuk mengadopsi teknologi metaverse. Tujuan utamanya adalah menjadi pionir metaverse university di masa depan.
Didukung oleh Balai Penelitian Teknologi UHAMKA, perguruan tinggi ini aktif menyelenggarakan diskusi, kajian, dan menerbitkan artikel terkait metaverse.
Adanya prediksi bahwa metaverse kelak menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi global membuat UHAMKA mulai mengembangkan kurikulum berbasis teknologi virtual.
Kurikulum yang mulai disusun sepenuhnya mendukung penerapan teknologi virtual di lingkungan akademis. Dengan pembaharuan kurikulum, UHAMKA bersiap menghasilkan tenaga VR profesional yang sesuai dengan tuntutan industri di masa depan.
Mempelajari, menggunakan, dan mengembangkan teknologi dari 4 komponen di atas, UHAMKA bertujuan menjadi universitas pertama yang menerapkan Islamic Metaverse. Ini adalah perwujudan dari visinya, yaitu membangun Metaverse Muhammadiyah.
Tidak mau ketinggalan, UHAMKA mulai mengadopsi teknologi baru ini demi menjadi kampus Islamic Metaverse. Bagi yang belum tahu, berikut gambaran mengenai teknologi virtual metaverse berikut penerapannya di dunia pendidikan dan pembelajaran.
Istilah “Metaverse” menjadi trending topik sejak Facebook mengubah namanya menjadi Meta. Tidak ada definisi yang valid tentang istilah metaverse, namun gampangnya, merupakan internet yang disuguhkan dalam bentuk 3D.
Pengertian Metaverse
Pendiri Facebook menggambarkan metaverse sebagai lingkungan virtual yang bisa dimasuki. Metaverse adalah bentuk internet masa depan dengan berbagai ruang virtual 3D yang dapat dimasuki bersama orang lain.
Metaverse adalah dunia komunitas virtual yang saling terhubung. Di sini, seseorang bisa menjelajahi internet bersama dengan orang lain yang tidak berada di ruang fisik yang sama. Lalu, bagaimana penerapan teknologi metaverse dalam pendidikan?
Penerapan Metaverse University dalam Pendidikan
1. Augmented Reality
Augmented Reality (AR) membantu menciptakan konten digital atas objek dunia nyata sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. Pengguna dapat melihat objek maya 2D atau 3D yang bersifat real-time pada dunia nyata.
Di dunia pendidikan, teknologi AR dapat membantu pemeriksaan visual atas bagian yang tidak terlihat dari suatu objek. AR mendukung tinjauan literatur secara mendalam, sehingga akan mengurangi kesulitan dalam memahami teks.
AR dapat memberikan pengalaman interaktif dalam kegiatan menulis dan membaca. Pada lembar kerja AR, penggunaan aplikasi smartphone berbasis AR akan menghasilkan efek visual menarik jika dibandingkan dengan lembar kerja biasa.
2. Lifelogging
Lifelogging adalah teknologi untuk menangkap, menyimpan, dan berbagi informasi dan pengalaman sehari-hari dengan orang dan objek. Teknologi lifelogging mendorong penggunaan metaverse yang fokus pada pengalaman belajar secara mandiri.
3. Mirror World
Mirror World sebenarnya adalah jenis simulasi khusus dimana dunia nyata digambarkan ke dalam dunia virtual. Mirror World dapat menyediakan ruang belajar virtual yang menarik dan membantu mengatasi keterbatasan ruang dan fisik pada pembelajaran.
4. Virtual Reality (VR)
Virtual Reality merupakan gambaran 3D yang dibuat oleh komputer dan dapat melakukan interaksi dengan penggunanya. Pengguna akan merasa seperti berhadapan dan berinteraksi dengan obyek nyata kendati sebenarnya ini hanyalah virtual.
Anda bisa mengaktifkan simulasi VR berupa demonstrasi praktis yang mengajak pelajar untuk berpikir inovatif, imajinatif, dan kreatif. Pelajar memiliki kemampuan untuk belajar mandiri karena telah memperoleh gambaran nyata atas materi yang sedang dipelajari.
Di masa depan, metaverse akan sepenuhnya mendukung AR, VR, dan AI (Intelligence Artificial). Metaverse akan menghasilkan konektivitas untuk menghubungkan semua dunia.
Dalam penerapannya, siapa pun akan berkesempatan untuk menciptakan ruang dan menjadi bagian dari komunitas global. Pengguna dapat mengoperasikannya untuk berbagi barang, permainan, hingga materi edukasi.
Penggunaan metaverse akan memberikan perubahan yang baik di bidang pendidikan dengan mengubah cara pembelajaran dan hasilnya. Kemungkinan yang terjadi, misalnya:
- Menghasilkan kurikulum yang selalu diperbarui.
- Menjadikan proses belajar menyenangkan seperti bermain game, tentunya dengan materi yang terstruktur dan memotivasi pelajar untuk menyelesaikan pekerjaan secara mandiri.
- Teknologi VR dapat menunjukkan secara langsung penerapan teori pada kehidupan nyata.
- Penggunakan metaverse seperti VR memberi penguatan terhadap pemahaman pelajar dan menghasilkan efek positif terhadap nilai ujian.
Beberapa perguruan tinggi di Indonesia mulai mengembangkan kurikulumnya demi mengusung teknologi metaverse. Salah satu universitas yang mendukung penggunaan teknologi metaverse adalah UHAMKA.
UHAMKA Sedang Beralih ke Metaverse University
Didukung oleh Balai Penelitian Teknologi UHAMKA, perguruan tinggi ini aktif menyelenggarakan diskusi, kajian, dan menerbitkan artikel terkait metaverse.
Adanya prediksi bahwa metaverse kelak menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi global membuat UHAMKA mulai mengembangkan kurikulum berbasis teknologi virtual.
Kurikulum yang mulai disusun sepenuhnya mendukung penerapan teknologi virtual di lingkungan akademis. Dengan pembaharuan kurikulum, UHAMKA bersiap menghasilkan tenaga VR profesional yang sesuai dengan tuntutan industri di masa depan.
Mempelajari, menggunakan, dan mengembangkan teknologi dari 4 komponen di atas, UHAMKA bertujuan menjadi universitas pertama yang menerapkan Islamic Metaverse. Ini adalah perwujudan dari visinya, yaitu membangun Metaverse Muhammadiyah.